Wednesday, December 11, 2019

Lesson To Me

Oh Hello !

I'm back.

---

The Year of 2018 thought me a lot.

Thought me to be strong.
Thought me to lose someone.
Thought me to move on.
Thought me the meaning of life.

--

I moved back to Jakarta exactly a week after the new year of 2018.
I break up with Sansan exactly a week before the new year 2018.

--

Being unemployed and single were my things at that moment. I did not speak about it *my unemployment status of course* to my parents so I just have three days in Jakarta and packed again as they thought I leave for Malaysia but instead, I went to Bali.

I rent a small cheap room for a month. My plan was to stay in Bali, low key, just to think about what I want to do for my life. Most of the time, I find myself looking into the beach without touching its water. Typical me.

--

Being alone and away from my normal routine felt so good !! I felt like I passed so many changes throughout the years. I was born into a fortunate family background & I thank for that. But sometimes, when you haven't touched the ground for so long, you tend to forget to walk.

--

The Year of 2019,

The new chapter for me.
Two months to the year 2020.

Where have I been ?
Hiding ? Yes still hiding under a nutshell, stronger than ever.

--

Then, I met him. A combination of Pascal & Sansan.
He is a nice local guy.
Thick black hair, small eyes yet wide vision, nice smell, cute smile, highly discreet, smart and hard worker.

I met him in front of his condo while I walk passed by asking for a lighter.

He made my life up and down.
& he was gone before our 5th date.

--

I met another guy, a Japanese.
Straight, I guess.
Nice, handsome and clever.

I met him regularly during my smoke break in front of our office building. I just got to know him after a year and when I know him, he was about to go back to his home country in April next year.

Oh God, why do I need to make my life complicated than ever ?  Why do I have to have a crush on a straight guy ? WHY ?!


Friday, September 15, 2017

Insecure Little Bitch

Well hello blogger's life.

I'm now currently is a slave. Corporate slave to be exact.
Gila ya, those meetings, those reports, those alignment of matrix, those presentations, those revisions, those proposals, those budgeting and revisions are driving me crazy.
Boleh dibilang gue is a man with million skills but come on, doesn't mean that I have to do everything all by myself right ?

I speak up, a lot. The first raised was not satisfy enough for me, because I deserved beyond that. The promotion matrix is not fair too. And correct me if I'm wrong but typical of corporate with fat account is not suppose to treat their employee like this. Gue muak sama company gue sekarang ini. Gue give up. And how about Sansan ? Ya, kalau dia sih anteng-anteng aja. Walaupun the rumour says that the company wants to reduce an expatriate but he doesn't care. Kerja ya kerja, kalau pun dia di layoff ya bukan rejeki dia berarti. Duh alangkah mudahnya kalau gue bisa setenang and sesimple Sansan. GUE BUKAN TYPICAL ORANG KAYA BEGITU. YES, I'M NOT !!

Terus mau cari kerja ditempat lain ??
Susah coy, gue bukan local.

Terus mau resign ??
Gak mau balik Indo.

Lah, kalau gitu lu maunya gimana ??
Gue mau keadilan.

Hahaha, bukannya greedy or something but you should have know that I'm worth more that my pay check at the moment.

-------

Lagi mumet-mumetnya dama kerjaan, gue dikejutkan dengan tingkah laku aneh bin ajaibnya di Sansan. He sign up to Instagram !! Yes, to the world that he has never been before, a social media world. Duh kan gue takut laki gue diembat sama orang lain, especially cong lain. FYI - dunia cong itu kejamnya minta ampun. Lebih kejam dari dunia kerja gue sekarang ini. For instance, kemarin sore gue makan disalah satu resto low key daerah Bangsar South. Habis pulang kerja, Sansan ngajakin makan disana. Kebayang dong, abang-abang Jepang lucu dengan pakaian kerjanya yang udah kusut disana-sini jalan berdua nyebrang ke sebuah restaurant dengan sesosok lelaki kerempeng, muka cemberut karena baru kena marah sama manager regional gara-gara report yang dikirim gak pake diencrypt. Yup, those were us. Sesampainya di resto, I let Sansan order everything for me karena dia laper, kalau nunggu gue milih makanan bisa keburu tutup restonya. Kita duduk di smoking area, dengan pemandangan jalan raya dan kemacetan kota kercinta. Gak berapa lama makanan kita datang, a group of so called "gym rats" duduk dimeja sebelah kita. Badannya bagus-bagus, muka udah kaya gak ada pori-porinya, rambut klimis, lirik-lirik kearah meja gue. Of course gue tau mereka bukan ngelirikin gue, tapi ngelirikin si Sansan. Gue udah bete, tapi ya memang nasip punya pacar ganteng, mau diapain lagi. Sansan reaction ? Super cuek, gak peka dan cuma fokus sama makanannya. My reaction ? Pasang alis dua oktaf dari biasanya and trying super cool dengan sesekali mindahin potongan steak ke piringnya Sansan dan Sansan nurut-nurut aja sambil bingung, he never understand what's going on in the gay world. Then, what happens next was beyond my control, I can see one of them, smiling gently try to get Sansan's attention and Sansan dengan lugunya senyumin tu binan balik ! Duh, rasanya kaya dibejek-bejek deh hati Hayati ......
Bukan salah Sansan juga sih senyumin tu binan balik, I mean siapa tau they're just being nice to each other, yekaan ?? Tapi kenapa gue gak disenyumin juga ?? Oh yaudah deh, gue ngeluarin jurus andalan bikin bete si Sansan, dengan tidak menghabiskan makanan gue dan malah mainan handphone sambil membuka account Instagramnya Pascal.

S : Could you please continue to finished your dinner and stop playing with your phone ? (sambil nyita handphone gue yang sengaja gak gua lock so he would know that I'm opening Pascal's instagram). *Sansan eyes rolling*.
A : I'm full, you can finished it if you wanted and I'm pretty sure you can finished the "other people" too *sambil menekan nada terakhir dalam kata-kata gue*.
S : *Ngebalikin handphone gue* Go a head play with your phone, I'm gonna finished the food and we're going home.

I know gue salah, I mean, sometime the competitive behave that I have since I was born kills me. Gak seharusnya gue bikin bete Sansan, kan it's not his fault. He just being nice to other people. Cuma yang gue gak bisa tahan itu, karena kepolosan Sansan. Dia itu mangsa empuk untuk setiap pemburu. Muka cakep, badan fit, expatriate dan living his life on top, kerjaan bagus, dan yang orang-orang tau itu dia player karena sampai saat ini dia masih betah sendiri. Sedangkan gue ? Kerjaan sucks, muka paspasan, badan kerempeng, living under the shadows, ya paling banter kalau putus sama Sansan gue bakalan ngejomblo untuk waktu yang akan lama, karena after all. Pacaran sama straight guy is never been easy.

In the car on the way home, Sansan ngediemin gue. Kalau gue perhatiin, mukanya Sansan udah banyak kerutan disekitar mata sipitnya. Rambutnya sudah mulai ada rambut putihnya. Oh God !! I cant afford to lose him. I love this dude. So, gue tarik tangan kirinya dan gue cium.
Gue memulai percakapan ditengah-tengah macetnya ibu kota Malaysia ini, here is the thing, I was jealous of you. No one ever flirt with me before but seeing someone flirting on you it breaks my heart. I know, you're just trying to be nice. And I'm sorry for how I behave. I don't want you to change. I'm the one who needs to. Sansan cuma menghela napas. Mungkin dia fikir, "OMG WHY THIS BITCH NEEDS TO BE SO DRAMATIC AT THIS PEAK HOURS, I DONT NEED THIS BULLSHIT AT THIS MOMENT". Haha probably, I don't know what is in his mind.

Sesampainya dirumah, Sansan tetep ngediemin gue. Omg, this dude really know how to play victim on me. So, gue mengeluarkan jurus pamungkas untuk bikin bete Sansan ilang. It works everytime he mad, like literally every single time. Gue cium dibibirnya sampai dia ngeresponse menyambut ciuman gue. Sansan meluk gue sambil elus-elus kepala gue. Aroma badan Sansan somehow bikin gue relax. He doesnt need to say something but I know dia maafin gue.

And back to Instagram. Gue tau dia main instagram karna dia tiba-tiba nanya "do you want to be featured on my instagram ???" I was like - jaw dropping, surprised, happy, worry - Emmm no Thanks !

Haha kasian dia gue tolak mentah-mentah. Abisnya kan gue belum siap open public. Haha binan insecure. Udah ah, sekian dulu nyampahnya. I'll be back with more fun stories !!



Sunday, July 2, 2017

Adventurous

Gila, udah lama banget gue nggak nulis. I almost forget how to write, but I'll try my best to do more in this year, hashtag this year resolution.

How are you guys ? I am great. Still with Sansan if you are wondering and I have a twitter now. I'm trying to be approachable aja sih yang pasti.

Okeh, kali ini gue mau cerita bagaimana Sansan mempengaruhi gue untuk lebih adventurous. Sebagai pewaris tunggal kerajaan bapak gue, gue rada kurang berpetualang. Gue lebih disediain supir and mbak gue untuk melakukan suatu aktivitas. Mau kemana-mana harus ada temennya, so no wonder gue living in the convert zone yang gak pernah keluar dari jalur itu. Nah sampai pada suatu saat, Sansan sadar kalau gue itu terlalu manja dan suka gak mau kalau diajakin kemana-mana kalau gak di plan. Jadi waktu kapan ya gue lupa tepatnya kapan, si Sansan dengan biadab nya nyetir keluar KL, yes sodara-sodara gue merasa diculik sama orang Jepang yang ganteng. Kita abis makan malem terus minum-minum chantik sebentar sampe gue rada tipsy terus kita balik. Nah dijalan pulang, karna gue tipsy, si Sansan nyuruh gue tiduran aja di mobil dan dia yang nyetir. Gue sih oke oke aja, lumayan gak musti mikir tinggal tidur terus sampe rumah, EHHH TAUNYAAAAAAA gue tidur ada kali satu jam setengah taunya gue masih di dalem mobil. Dan berikut kira-kira cuplikan berantem manja gue;

A : Loh, where are we going ?
S : Johor.
A : Ha ? *kaya orang bego, baru bangun terus taunya gue on the way Johor*
S : Yes Johor baby, JE OW HEJ OW ARE, JOHOR *Sambil ngakak*
A : Kok ke Johor sih ? Are you insane ? I'm not prepared to go to Johor. Besides, what would you think ? I don't have any business to go to Johor. I want to go home *setengah tipsy sambil lemes*
S : It's okay, there is no turning back.

Gue diemin si Sansan, terus kan gue ngambek besar ya tuh ceritanya, gue buka seat belt gue terus gue langsung pindah ke kursi belakang lewat tengah-tengah pembatas kursi depan. Si Sansan udah faham banget gue kalau marah begitu kelakuannya. "Okay, I will booked a flight ticket now for from Johor to KL and all you have to do is drive me to the airport. And, FYI your card will be charged for this flight. I fly business !!" gue ngancem Sansan dengan harapan dia bakalan cari jalan balik ke KL pada saat itu juga. Taunya ya congggg, emang dasar nyebelin anaknya dia gak peduli, yang penting gue ikut dia jalan-jalan ke Johor walaupun cuma nganterin gue sampai airport. Yaampun, hati cong mana lagi yang gak meleleh pas si Sansan ngomong gitu. Kalau ditranslate ke bahasa Indo emang rada lebay sih kedengerannya tapi kira-kira begini lah jawabannya "It's okay Ndro, I'll pay for it. But just so you know, I'm happy that I'm with you in this trip even if I had to drive you to Johor airport, I still be happy ...." Tapi kan gue, tapi kannnnnnnnnnnnnnn, tapi, yaudah lah ya, gue meleleh tapi tetep gengsi untuk baikan. Gue lanjutin aja tidur gue dibelakang mobil. Gak lama, gue ngerasa mobil udah berenti disebuah lobby hotel. Tapi kita masih jauh dari Johor, gue bingung terus gue tanya kita ngapain berenti disini.

A : Why are we stopped in this hotel ? *ketus, sinis, tetep manja*
S : I'm tired, I want to take a bath and have some rest. We'll continue in the morning.

Lagian sih yeeee sok tau banget. Lu tau nggak itu tuh ya gue abis balik kerja hari Jumat, makan malem bentar, terus minum-minum cantik dan gue expect gue bakalan balik kerumah langsung karna I'm fucking tired !! Jadi kalian faham dong kenapa gue se extreme itu mau beli tiket segala macem dari Johor balik ke KL, because gue gak bawa baju ganti dan gue capek banget habis kerja seharian !! Si Sansan emang idenya paling paling dehhhhh.

Di kamar hotel,

S : Open all your clothes *sambil muka polos*
A : I'm not in the mood to have sex with you. NOOOO WAAYYY !!
S : What ? I'm dont want to have sex, I'm just asking you to open all your clothes so that I could send it to the laundry and in the morning we have fresh clothes. God, why everything have to be sex with you ....
A : *malu sendiri* *ketawa* Baby I'm tired, you dont have to be rude like that. Haha I'm so embarrassed right now that thought you ask me to have sex hahahaha.
S : *meluk gue dari depan terus cium jidat gue* Andro, I love you. Are we cool now ??

Tanpa musti gue jawab, Sansan udah tau kalau gue udah maafin dia.

NEXT MORNING,

Gue yang tidur gak pake baju sehelai benang pun akhirnya masuk angin. Muntah-muntah in the morning sounds like I'm pregnant. HAHAHA it could be, karna semalem Sansan ngehamilin gue, HIHIHI BINAN GAK TAU DIRI.

Sansan sabar banget ngehadepin gue, dan ternyata memang being spontaneous is not bad. I mean, yang gue kira gue gak bakalan survive tanpa peralatan travelling gue itu ternyata gue survive. Charger phone ?? Sansan ada sama gue, jadi gue gak perlu pegang-pegang hp. Baju ?? Tinggal beli, Sansan yang beliin sih haha jadinya gue happy-happy aja. Terus apa lagi ya ?? Banyak yang sebenernya bisa gue beli. So gue gak rewel-rewel banget. Tapi pada akhirnya gue gak ke Johor, thank GOD !! Cuma stay di Melaka over the weekend. Spending quality time sama Kokoh ganteng yang ngegemesin kalau diem tapi kalau resenya kumat bikin ilang feeling. Hahaha. Berendem di bathtube berdua sambil ngehayal kemana-mana.

Ketika dia nanya, gue kira-kira mau jadi apa kedepannya, gue cuma jawab gue mau jadi yang lebih baik dari sekarang. Pas gue tanya balik, dia jawab dia pengen selalu ada dan siap ada dalam proses gue untuk jadi lebih baik. Duh, ini orang baik banget yaaaaaa. Terus gue tanya kan ya, yang selama ini menghantui gue. Gue tanya apakah dia bisexual atau gimana, karena gue bingung kenapa dia mau sama gue. Dia jawab, kalau dia itu tertarik sama personality gue, dan dia nyaman ada dideket gue. Regardless my gender itu apa. Terus gue masih gak ngerti, gue tanya balik, jadi lu itu bisexual atau gimana karna jawabannya gak jelas. Dia jawab "gue adventurous" ........

Sunday, May 1, 2016

LOVE

To love is nothing
To be loved is something
To love and be loved is everything

Gue baca quotes itu disalah satu beton kokoh ditengah-tengah ibu kota Malayisa. Maknanya dalem. Sejenak gue berfikir apakah orang yang kepikiran buat quotes ini dulu pernah merasakan perasaan yang sedalam ini. Ya, Love. Kata yang romantis, menyejukan hati dan suka buat senyam-senyum sendiri ini memang sungguh powerful.

Atas nama cinta, orang bisa jadi bodoh.
Atas nama cinta, orang bisa jadi buta.
Atas nama cinta, orang bercerai-berai.
Atas nama cinta, orang juga bersatu-padu.

Cinta .....

Love .....

Jujur aja gue jarang banget ngucapin kata-kata sakral ini. Tapi gue lebih cenderung untuk mengungkapkannya dengan perbuatan. Terkadang, suka geli sendiri kalau gue tiba-tiba ngucapin " I love you San ..." Terus biasanya gue jadi awkward sendiri. Hahaha. Pernah ya suatu malem, gue sama Sansan abis tempur terus dianya ngucapin "I love you Ndro" sambil ngecup kening gue, terus gua kaku dan ngejawab dengan hati-hati "thank you ........". Udahannya, Sansan ngambek semaleman gak mau meluk gue sambil tidur, gak mau pinjemin tangannya buat gue jadiin bantal dan tidurnya ngebelakangin gue. Yaampun rempong deh, maksud gue, dont force people to say something you wanted to hear gitu loh. Gue pengennya pas ngucapin "I love you" itu pas beneran ada moment dan gue bener-bener lagi baper banget. Bukannya pas lagi abis gituan terus ketika gue puas gue bilang "I love you".

Tapi Sansan ngerti kok, kalau katanya dia "I always two steps ahead from you, in every situations" literally in every situations.

Kapan gue bilang I love you ke Sansan you might ask ?
Pas gue lagi moody, gak tau kenapa gue mara-marah gak jelas sampe gue urin-uringan dirumah. Gue lupa kenapa gue bad mood banget hari itu tapi Sansan sabar banget nenangin gue sambil dipeluk-peluk sayang gitu. Nah gue bilang deh thank you & I love you. Terus dia cuma bisa nyengir cakep sambil bilang "I knew it".

Ini yang gue suka dari punya pasangan beda aliran. Maksudnya, biasa pacaran sama cewe terus pacaran sama cowo yang kaya cewe *PLAKKKK PUKUL MULUT KERAS2* hihihi. Dia tuh yaaa yaampun baik banget. Kayanya nurut aja gitu gue pengen ini itu. Gue sampe kadang-kadang suka takut kehilangan Sansan. Sama kaya gue takut kehilangan Pascal. Sansan udah jadi Pascal kedua gue.
TAPII ....... Kalau udah ngambek atau marah, yaolo suka serem sendiri. Udah kaya mafia jepang lagi marah. Gue bisa dicuekin tapi diposesifin at the same time. Kelepek-kelepek kaya ikan dikeluarin dari air.

Apalagi kalau lagi gituan. Kadang gak cukup dua kali. Gue sampe lemes. Gue pernah marah banget badan gue biru-biru kaya abis digebukin. Leher, bahu, lengan and dada gue biru-biru. Gue sampe telat masuk kantor gara-gara beli concealer dulu buat nutupin cupangan dia dileher gue. Haha, enak sih tapi gak sampe heboh banget gitu juga. Terus pernah juga kepala gue benjol gara-gara kejeduk tembok pas lagi gituan. Hahahaha. Gue pernah ngambek sama dia pas gue lagi tidur tiba-tiba dia udah ngangkangin gue terus gak pake condom. IHHHHHHH, gue anti banget ya have sex gak pake condom hahahahaha. Gue pukul aja kepalanya pake tangan gue terus gue lanjut tidur. Kalo dipikir-pikir gue jahat banget ya. Hihihi.


Duh tuh kan jadi kemana-mana gue nulisnya.


Oh ya, yes I'm in love, everyday : )

Sunday, August 2, 2015

Lebaran Part 1

I have been super duper busy lately.
I do believe that since I came back from NY, I don't have any spare time even for myself. I did not shopping (which is incredibly fine for my financial aspect), I forgot all those important dates (I missed my parents anniversary, one of my best friend wedding and Sansan birthday), I lose so much weight due to over night work (those meeting, annual reports and daily tasks) and the most important this is I forget that I have a nice Japanese boyfriend that has needs to be fulfil (read: sex & romantic things).
This is insane and I just can't avoid it.

Work life balance.
Susah banget rasanya untuk gue ngelakuin itu semua.
Pertama, club yang biasa gue datengin just for hang out with my Indo's friend is closing for good after almost 5 years serving people for their the best food, drinks, music, good time and their dance floor. So sad.
Kedua, since gue sama Sansan itu satu kantor gue nggak masalah lama-lama kerja dikantor. Gue masih bisa pacaran waktu lunch and dinner time. Dan sepulangnya dari kantor, biasanya sih gue langsung molor ya, hahaha. Gak ngegubris Sansan yang terkadang suka mancing-mancing pengen gituan dengan hanya menggunakan boxernya, mondar-mandir depan gue. Sorry ya sayang, I just cant have sex at the moment. Dan sampai ketika kemarin gue balik mudik ke Jakarta, ketika gue udah siap untuk gituan ...............


Zoom out.

Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta yang setiap harinya menampung berjuta-juta manusia dengan kegiatan yang super padet menjadi kota yang hampir kosong. Semua orang pada balik kampung.
Sumpah sepi banget, gue abis ngedrop Sansan di Kempinski terus balik ke Kemang cuma 10 menitan. Ya Tuhan, gue cinta deh begini caranya kalau Jakarta sesepi ini. Gue jadi berfikir, sebenernya penduduk asli Jakarta itu cuma sedikit banget ya berarti. Yang lain itu pendatang dari kota-kota lain. Hmmm menarik juga buat dijadiin bahan tulisan dengan judul Kota Super Padet Di Hari Raya. Nanti ah gue tulis disalah satu chapter novel ala ala gue.

Hmmmm, by the way, lebaran tahun ini emak bapak gue ngadain open house empat hari berturut-turut. Ya Tuhan, capek deh sumpah ngehost open house itu. Tiap hari ada aja mobil-mobil catering dateng, tukang bunga dateng, sama tukang tenda. Terus tiap hari itu kayanya angpo day. Gue sampe geleng-geleng kepala, awas aja kalau perekonomian Indonesia kagak jadi bagus, bapak gue udah berkontribusi banyak selama empat hari in a row ngabagi-bagiin angpo ke sodara-sodara gue yang super hedon. Gue sih yakin dalam sehari tu duit udah abis dibeliin barang-barang gak jelas.

Terus yah terus, kan banyak nih sepupu gue yang baru punya anak, kebayang kan kalo susternya pada balik kampung terus yang biasanya mereka gak pegang anak jadi tiba-tiba pegang anak. Yup, kaku se kaku kakunya, terus anaknya pada rewel nyariin suster mereka. Haha gue cuma bisa senyum sambil bersyukur ngeliat orang tua gue yang udah nggak harus menghadapi gue yang dulu juga kaya anak-anak kecil itu. Kasian deh, kan tuh kaftan bahannya gampang kusut, terus pake batu-batuan sebaju-baju, nah pas gendong anak kecil kan otomatis anaknya nggak nyaman. Gue cuma bisa bantu gendongin bentar terus gua masukin kamar gue yang udah gue setting acnya 18 derajat jadi mereka kalem gak kepanasan. Gue setel tv gue jadi program anak-anak. Gue umpetin barang-barang gue yang gampang pecah didalem lemari. Terus gue kunci diri gue di balkon kamar sambil nyeruput kopi gue dan ngeroko. Sansan yang ikutan main ke rumah gue sampe bingung sendiri sebegini hebohnya kalau lebaran di Indo. Semuanya dress up from head to toe, mobilnya heboh-heboh, yang paling parah itu cewenya cantik-cantik. Gue sih gak cemburu yah kalau Sansan komen sepupu-sepupu gue yang hedonnya gak faham, apalagi yang cewenya. Banyak yang masih single terus karirnya bagus. Selera fashionnya kiblat Eropa buka Amerika. Obrolannya berat kaya obrolan parlemen Washington DC. Lah gue ? Gue yang introvert ini cuma bisa nikmatin sandiwara keluarga gue yang saban tahun temanya gak jauh-jauh dari gue gue gue dan gue. CAPEK !

Yang bikin makin capek itu, ketika dua sepupu kembar gue dateng terus kenal sama Sasan. Satu kampus waktu di Pepperdine dulu. GUE PANIK ! Panik tingkat dewa takut Sansan ngomong yang enggak-enggak tentang orientasi seksual gue yang masih sangat dirahasiakan ini. Tapi untungnya Sansan juga discreet jadi ya udah lah ya .......

Pokoknya setiap jam 4 sore pasti gue ngungsi ke Kempinski, gue males dirumah ditanyain kapan kawin mulu, kalo mau jujur sih sekarang juga, tapi kan KUA Indo gak nerima pernikahan sejenis, HAHHAHAHAHA. Sansan yang lagi tengkurep disebelah gue yang lagi nyari program bagus di TV tiba-tiba nyerocos keluarga lu tuh begini begini begini begini ya, gue suka deh karena mereka begini begini begini begini, pantesan ya lu itu anaknya begini begini begini. WOTS ???! Enak aja ! Gue sih gak terima kalau disama-samain kaya sepupu-sepupu gue.
Terus gue mau ngomel, tapi ngeliat Sansan tiduran with his Burberry shirt, terus tangannya diangkat sebelah  sambil menunjukan sedikit bulu-bulu halus diperutnya makes me want to do him so much. Sebelum gue mulai peluk dia, Sansan ngomong "You know, Cindy was my ex girlfriend when I was in university" GUE GIGIT BAHUNYA SANSAN. GILA YA SEBULANAN PUASA NGEHE, TAU-TAU PAS LAGI MOMENT BANGET DIA MUSTI-MUSTINYA NGOMONG KAYA GITU !!!

Nyambung part 2 ya. Sansan udah nyampe nih, kita mau dinner di Troika. See ya !!

Sunday, May 24, 2015

NY NY

New York, the city that never sleeps.

Ada aja yang harus gue kerjain, early meeting with KL and Jakarta branch offices, training, another meeting, solving problem, reporting, meeting again dan terus menerus kaya begitu selama bulan April. Bitch, I need some short vacay visiting my relatives in Hampton.

Privileged to use family private transportation pun gue embat. Flying out to Hampton during cold weather is the best thing to do so gue nggak usah merana kedinginan selama perjalanan karena lebih cepet sampe rumah sodara gue.
Tentunya dengan tekat bulet untuk tetep nyuekin Sansan yang lagi ada ondangan sodaranya di LA, gue pun sukses menikmati weekend gate away yang sudah lama gue idamkan.

Haha Hihi, makan, haha hihi, shooping, haha hihi, makan, haha hihi, tidur - balik NY.

Gila waktu cepet banget belalu, gue ngga sempet nikmatin waktu untuk cari cowok lucu. Gue bingung deh, kemana cowo lucu pada cabut. Di cafe, nggak ada. Di hotel, nggak ada. Duh, gue kan bosen liat mukanya si Sansan. Apalagi kelakuan dia akhir-akhir ini. Over banget. Suka kasian liatnya. Kerjanya terlalu berlebihan. Pake miara jenggot pula, alesannya "I dont have time to shave" dihhh classic banget.

-------------------------------------------------

And how about me ? Gue cuma bisa nulis sepotong kisah diatas waktu gue di NY. Gue tau ternyata kerjaan gue nggak segampang itu. Gue gak kalah sibuk sama di Sansan. At the end of ourbusiness trip, we get drunk.
Well, I did. Really drunk till I passed out. Norak !!!
Gue sebenernya mau ngerayain hari terakhir di NY dengan beberapa minuman cantik but berakhir dengan dua botol wine dan satu botol vodka dan beberapa jugs of beers. It was so not wise at all. Sansan dengan sabarnya nganter gue sampe kamar dan pagi-pagi gue bangun, gue kaget pintu kamar gue yang sambung sama kamarnya Sansan kebuka lebar-lebar. Dih kalau ada pencuri gimana hayo ??? Yang pertama gue liat adalah … Rolex ? Oke masih nempel ditangan kiri gue, hp ? Well ya, selama ini cuma dua benda itu aja yang berharga dalam hidup gue, kalo nanyain harga diri itu mah udah gue jual dari kapan tau, hihihi. So hp gue ilang ! Iya ilang !! Gue coba telpon dari kamar hotel, itu hp dengan suara tercempreng se-New York berbunyi. Ada di kamarnya Sansan, gue bangun dan mecoba mencari hp gue secepat mungkin karna gak mau ngebangunin Sansan dari tidurnya. Ya Tuhan, Sansan tidur shirtless terus gua liat jaket sama sepatu gue ada di sofa deket kasurnya. Gue matiin telefon gue karna gue tau itu hp ada di kantong jaket gue, terus yah terussssssssss hpnya gak ada. Gue masih nggak mau ngebangunin Sansan dan mencoba untuk nelefon hp gue. Sansan bangun sambil nunjuk laci disebelah kasurnya sambil bilang "Good morning Princess". WTF !! PRINCESS INSTEAD OF PRINCE ??!! Gue cuma bales senyum sinis andalan gue sambil rolling mata gue. Whatever, gue mulai ngomong sendiri. Gak lama dia nyerocos sambil narik tangan gue dan gue diam seribu bahasa.

"I know about you and Alan, I acknowledge about you and Pascal, I am not a stalker but I happen to know all about you. And last night, I say something to you but you were drunk and probably does not remember any single of my word. So I am going to say it again and I hope you think about it." Rasanya ya ampun … cuma gue dan Tuhan yang tau. Gue udah deg-degan setengah mati. What happen last night ? All I can remember was some kind of blurry. Damn, did I do something really bad ? What did I do ? Gue masih ngomong sendiri. "I like you as a friend, but I want you to be my special friend. I like you more than a friend. I am not gay but I like you. And seeing you drunk last night was on thing that makes me realize that I like you and how much I care to you is like a different feeling that I have never had in my entire life. I was denying it for such a long time so that I like you, I was even being rude to you most of the time. I am sorry." Gue speachless as usual. Gue peluk dia sambil bilang "Cant believe I fall to a douchbag like you". Well, ternyata gue memiliki perasaan yang sama. Gue tend to be rude at him all the time that I dont even realize if I like him.

So … sekarang hidup gue penuh sama Sansan. Kantor, kamar, kantor, kamar. Hahaha.

Till next time.

Sunday, April 19, 2015

Mixed Up II

Miracle does come. Semenjak kejadian di PotHead malam itu, gue berubah. Gue yang udah yakin kalau gue kebal sama yang namanya sakit hati, ternyata salah. Gue masih belom kebal sama yang namanya sakit hati. Gue kembali mengarungi hari-hari gue di Jakarta dengan perasaan campur aduk, nggak karuan, nggak tau mau ngejelasinnya pakai kata-kata yang mana, yang bisa mewakili perasaan ini. Gue jadi nggak fokus dengan kerjaan gue. Gue ngeliat banyak banget kesalahan yang gue buat dalam report gue. Schedule gue training di New York udah tinggal itungan hari, tapi gue masih belom bisa nyelesain beberapa report yang udah diujung hari. Sansan udah banyak ngebantu gue dalam beberapa report tapi itu masih belom cukup. Sampai pada akhirnya gue nyelesain itu semua dengan hasil yang kurang maksimal.

Nick salah satu boss gue di Jakarta ngadain farewell dinner untuk gue and Sansan. Dia berterima kasih banyak atas bantuan gue and Sansan selama di Jakarta untuk mengelola management yang lagi kekurangan orang itu. Gue cukup diam untuk beberapa hari ini. Kapasitas bicara gue sengaja gue batasi untuk membangun image yang bagus. Tapi, sebenernya gue mengurangi kapasitas bicara gue itu karena gue memang lagi nggak mood untuk basa basi busuk sama orang-orang. Toh, mereka juga perlu gua di Jakarta bukan untuk stand up comedy. Hahaha.

Last day in Jakarta. I packed my bag. I looked around. Well, Jakarta taught me something. Jangan terlalu merasa lebih dari pada orang lain, karna sebenernya gue sama bagusnya dengan mereka. I smiled as I lit my last cigar.

---------------------------

Gue beruntung bisa balik ke KL dulu sebelum global training gue di New York. Gue kangen masakan Mbak Marni. Gue ngebeliin dia oleh-oleh yang pasti dia suka. Gue nggak tau ukuran sepatunya berapa, ukuran bajunya berapa. So I decided to buy her a new bag. Seneng rasanya ngeliat muka sumbringah Mbak Marni ketika dia ngebuka kotak tas bertuliskan Gucci. I bet this is her first Gucci as she stood still unspoken with her eyes staring at me saying a thousand words. "Mas, ini nggak salah nih ? Ini beneran buat Marni apa buat Ibu (Read: Nyokap gue) ??", akhirnya Mbak Marni buka suara. "Ya buat Mbak Marni lah, saya makasih banget udah dijagain rumahnya tiga bulan ini sama Mbak dan besok saya harus ke New York dua bulan untuk training sama ada urusan sebentar. Mbak Marni nggak apa kan kalau saya tinggal dua bulan lagi ?", gue ngomong sambil ngerasa seneng ngeliat dia begitu antusias dengan tas barunya. Mba Marni ngangguk-ngangguk sambil nanya, "Mas, New York itu dimana ? Kok harus sampai dua bulan sih ?". Gue cuma bisa senyum sambil ngeluarin laptop gue dan mulai ngetik New York di situs google.

-------------------------

"He just being himself, a lonely brit with posh lifestyle that everyone dying to have" Sansan mencoba mencairkan suasana. Gue hirup dalam-dalam sebatang rokok terakhir sebelum last call dari operator flight ternama terdengar diseluruh penjuru bandara, memanggil kita berdua untuk segera memasuki pesawat.

"He is not British and he is the darkest minded people that I have ever met" Gue mencoba untuk memenangkan opini gue dengan sedikit berpolitik dan menyambung-nyambungkan semua masalah yang belakangan ini terjadi.

It's going to be a really long flight to New York ever with Sansan sit beside me, gue mulai ngedumel dalem hati. Gue udah siap untuk nyuekin dia selama perjalanan ke New York karna gue males banget sama dia. Kejadian di PotHead itu nggak mungkin terjadi kalau Sansan nggak ngasih kerjaan lebih ke gue malem itu, kejadian itu pula nggak bakalan terjadi kalau dia nggak so soan nungguin gue balik terus ngajakin gue dinner, kejadian itu juga nggak bakalan terjadi kalau dia nggak nanya-nanya tipe cowok kaya apaan yang gue suka. Nah, gue ada ide untuk bales dendam, gue bakalan nyuekin dia totally nyuekin. Tapi apa daya, ternyata special request millage langganan gue itu ngerecord favorite seat gue near by the window dan Sansan pun secara otomatis duduk dideket jalan keluar. Gue yang beser pipis ini udah nahan pipis dari semenjak episode ke dua of HIMYM dan sekarang jalan setengah episode ke empat. Gue udah nggak tahan, gue harus pipis.
"Sorry, I have to go to the lavatory ...", sambil ngelipet meja kursi gue ke senderan tangan Sansan. "There you go, I thought you're not going to talk to me at all, hehe ..." Sansan mulai ngajakin ribut. Gue cuma bales omongan dia dengan senyum sacarstic andalan gue. Duh, gagal maning. Gue cuma akan ngomong sama dia kalau gua mau permisi ke lavatory aja, iya pokoknya cuma itu aja. Selebihnya gue bakalan nyuekin dia. Beberapa jam pun berlalu, gue yang udah keabisan gaya mencoba untuk tidur manis dengan bantuan obat tidur yang selalu gue bawa kalau mau take a long flight. Gue nggak bisa liat apa-apa dari jendela gue, yang gue bisa liat itu cuma gelap, kaya hati gue saat ini. Lebay banget gak sih ? But that's the truth. Duh, kenapa gue musti ketemu si Pascal sih ? Itikad baik untuk move on kan jadi luluh lantah. Gue ngeliat ke arah Sansan yang udah tidur nyenyak. Ni anak kalau tidur cakep deh, kerutan disekitar matanya udah mulai keliatan, menambah kejantanan seorang lelaki yang sudah mau memasuki usia tiga puluhan. Bulu-bulu halus disekitar mukanya, hidung yang mancung, bibir yang tipis dan alisnya yang lebat manambah kesan jantan. Shame, he would wake up anytime soon. Haha jahat banget ya gue. Bodo ah, he deserves it.

-------------------------

As soon as we landed at JFK, kita langsung ke hotel. Gue capek banget, padahal cuma duduk sama tidur aja kerjaan gue di pesawat tapi entah kenapa gue capek. Four Seasons has always be me fav hotel in New York but when I stepped into The Waldorf Astoria, I moved on. My heart beat has increased, I knew I'm in love with this hotel. Bagus banget, gue ngarasa lagi dijaman kejayaan New York tahun 1900an. Gue yang lagi kegirangan ngeliatin sudut-sudut ruangan di lobby hotel dikejutkan dengan kehadiran Sansan dengan muka yang sinis. "Lu norak banget sih kaya yang baru dateng ke Astoria aja", Sansan mulai ngajakin perang. Ngeliat muka dia dengan bitchy tanpa memperdulikan kata-kata Sansan sedikit pun, gue ngelanjutin kegiatan norak gue sebelumnya. Ini hotel bagus banget, gue jadi pengen pindah kesini. Kalau di Jakarta, gue punya temen yang tinggal di Da Vinci tapi itu bangunan baru yang dibuat ala ala jaman dulu, gue rada kurang suka. Tapi kalau ini hotel rasanya beda, rasanya kaya jadi tamu kerajaan. "Bitch, where is my prince ?", gue mulai ngedumel sendiri. Kayanya gak rela kalau gue tidur sendiri dikamar yang disetting untuk romantis-romantisan. Gue udah mulai ngebayangin bakalan happy kalau ada yang pangeran beneran yang nemenin hari-hari gue di NY.

AND TURNS OUT !!! Gue dapet kamar sebelahan sama Sansan yang ada connecting doornya. BANGSATTT !!!!